Showing posts with label Artikel. Show all posts
Showing posts with label Artikel. Show all posts

Sunday, 23 January 2022

Tumbuh Bersama Radio

    

Sumber : Unsplash-Dave Weatherall 

        

Kapan terakhir kali kamu mendengarkan radio? Menurut pengalaman pribadi saya, radio sudah mulai tergantikan dengan media digital seperti youtube, spotify, podacast, joox, dsb. Adanya media-media tersebut, penikmatnya bisa mengatur sendiri lagu atau konten yang diminati. Berbeda dengan radio yang tidak bisa kita atur sendiri dan pendengar hanya bisa menyesuaikan saluran saja sesuai keinginan. 

        Sebenarnya saya masih mendengarkan radio. Hal ini karena ibu selalu menyalakan radio setiap pagi. Ibu penyuka musik, ibaratnya harus ada suara-suara nyanyian untuk menemani aktivitasnya. Hal ini berlangsung dari saya kecil, sehingga bisa dibilang saya tumbuh besar bersama radio. Bahkan sampai stasiun-stasiun radio di daerah daerah saya mulai gugur satu persatu.

        Namun, saya jarang dengan sengaja menyalakan radio untuk diri sendiri. Saya lebih memilih mendengarkan lagu lewat youtube atau aplikasi musik yang lain. Hal ini karena di radio jarang sekali diputar lagu Korea atau soundtrack anime, hahahaha. Bisa jadi saya yang kurang eksplor saluran radio. 

        Akhir-akhir ini saya mendengarkan radio dengan sengaja. Wah, apa alasannya? Pertanda apa ini? Jadi begini, saya tinggal di Kos karena ada kepentingan sekolah. Nah, kos saya ini agak spesial soal urusan sinyal. Agak susah dan lemot untuk mengakses internet. Saya membutuhkan suara-suara untuk menemani keseharian, sehingga saya mendengarkan radio melalui handphone

        Asyik lho sebenarnya mendengarkan radio, kita tidak bisa menebak lagu apa yang akan diputar selanjutnya. Berasa surprise :D. Suara penyiar radio juga sangat menghibur karena terkadang mereka mengobrol tentang suatu tema. Oh ya, jadi ingat masa kecil dulu sekitar SD atau SMP. Dahulu saya sering mengirim SMS ke radio untuk request lagu. Formatnya itu perkenalan nama, rumahnya mana, mau titip salam untuk siapa, kemudian request lagu apa. Terkadang stasiun radio juga memberi tema pertanyaan yang bisa dijawab lewat SMS. Rasanya menyenangkan ketika pesan SMS saya dibacakan. Malah pernah saya mengirim puisi, hahahaha. Lucu sekali kalau diingat. 

        Begitulah, radio tetap menjadi media yang menyenangkan meskipun banyak bermunculan media digital atau media streaming. Yuk coba dengerin radio, siapa tahu kamu menemukan sensasi yang berbeda. 


Ditulis oleh

ZY

        

Monday, 27 September 2021

Slow Fashion dan Lemari Ibu

Photo by Crew on Unsplash



Apakah kalian pernah mendengar atau membaca mengenai istilah slow fashion? Jujur aku belum lama memahami istilah ini. Aku baru saja membaca artikel yang diterbitkan oleh Kompas berjudul "Berdaulat di Meja Makan dan Lemari Pakaian" yang ditulis oleh Dwi As Setianingsih/Riana A Ibrahim. Di artikel ini membahas mengenai gaya hidup slow food dan slow fashion. Istilah apa sih itu? Makanan lambat? Baju lelet? Bukan begitu. Slow food mengacu pada gaya hidup yang berlawanan dengan fast food, menawarkan konsep untuk menikmati tanpa perlu terburu-buru. Mulai dari proses memperoleh bahan, memasak hingga menyajikan di meja makan. Semua proses itu dinikmati meskipun memakan waktu yang lumayan lama.

Kemudian kalau slow fashion itu apa? Slow fashion juga melawan fenomena mode yang berganti-ganti dengan cepat. Gaya hidup ini berbicara mengenai memanfaatkan apa yang dimiliki tanpa perlu terpaku oleh mode terbaru. Tidak apa-apa untuk tidak mengikuti style kekinian karena trend akan terus berganti dan berubah. Pergantian yang tiada henti ini menyebabkan banyak produk fashion menjadi sampah dan berdampak pada lingkungan sekitar. Tindakan yang bisa dilakukan yakni dengan memanfaatkan pakaian-pakaian lama yang masih bisa digunakan dan tidak melulu membeli yang baru. 

Selain memanfaatkan pakaian lama kita sendiri, mungkin kita bisa berburu harta karun di lemari ibu. Tak jarang akan ditemui beberapa pakaian yang masih tersimpan bagus. Kalau dikaitkan dengan istilah fashion, mungkin namanya gaya vintage ya? Mari mencoba menelusuri, mungkin kita akan menemukan pakaian yang dulu dikenakan ibu saat beliau pertama kali masuk kerja, atau baju yang mana hadiah dari ayah. Pengalaman nonstalgia akan semakin membuat pakaian-pakaian tersebut terasa istimewa. Namun apabila semua baju lama telah ludes menjadi santapan tikus, maka mari kita mencoba melihat lemari tetangga. Eh. 


Ditulis dengan senyum,  
ZY



Saturday, 11 September 2021

Resensi Buku Mantappu Jiwa karya Jerome Polin

 

Judul Buku                         : Buku Latihan Soal, Mantappu Jiwa

Penulis                                : Jerome Polin Sijabat

Tahun Terbit                       : 2019

Penerbit                              : PT Gramedia Pustaka Utama

Jumlah Halaman                : 224

 

Sumber gambar : ebooks.gramedia.com

                Buku ini menceritakan kisah perjalanan hidup seorang Jerome Polin. Mulai dari masa sekolah di tingkat SMP dan SMA hingga perjuangannya untuk bisa kuliah di luar negeri. Penulis menceritakan secara cukup rinci mengenai kegiatan-kegiatannya semasa sekolah dan alasan-alasan mengapa ia melakukan kegiatan tersebut. Ia menceritakannya dengan runtut sesuai dengan timeline di kehidupan nyatanya. Banyak kisah lucu yang ia bagikan di buku pertamanya ini. Melalui buku ini kita disuguhkan cerita lengkap dari sosok Jerome Polin.

                Apabila membicarakan kelebihan buku ini, hal pertama yang terlintas di pikiran saya adalah “unik”. Sesuai dengan judulnya yakni “Buku Latihan Soal”, buku ini berisi berbagai macam soal matematika. Saya yang bukan golongan siswa IPA pada saat SMA sering mengabaikan soal-soal di buku ini karena tidak memahaminya. Saya menganggap itu hanya hiasan semata untuk menunjukkan bidang studi si penulis. Saya berpikir demikian karena menganggap bahwa citra seorang Jerome sangat identik dengan matematika. Personal branding yang sangat keren. Namun tidak disangka, ternyata di akhir tulisannya, Jerome menjelaskan tentang arti soal-soal matematika yang ia kaitkan dengan makna kehidupan. Cerdas ya caranya hahaha.

                Bahasa yang digunakan oleh penulis mengingatkan saya dengan tugas pelajaran Bahasa Indonesia ketika masih sekolah. Begitu runtut dan baku. Meskipun di beberapa bagian, ia berhasil menyisipkan lelucon yang receh. Buku ini menurut saya bacaan yang ringan dan sangat menyenangkan. Saya sampai hanyut dengan ceritanya sampai tidak sadar sudah membaca berpuluh-puluh halaman. Apalagi saya disuguhi visual yang sangat memanjakan mata di setiap lembarnya. Buku ini diselingi oleh gambar ilustrasi dan tulisannya ditata dengan memperhatikan estetika. Intinya buku ini penuh warna. Sangat menggambarkan sosok Jerome yaa.

                Buku ini adalah buku pertama Jerome yang diterbitkan. Saya sangat percaya bahwa cara menulisnya dapat lebih meningkat nanti ketika ia akan menulis buku kedua. Ia bisa lebih luwes dan tidak terlalu terikat dengan aturan kepenulisan. Saya sangat menyukai kepribadian dan kisahnya, sehingga saya berekspektasi bahwa ia bisa menyampaikan sisi kocaknya melalui tulisan. Mungkin si penulis lebih nyaman untuk berbicara dan menyampaikannya secara langsung dengan spontan. Terakhir sebagai penutup, saya ingin menggemakan ciri khas si penulis. MANTAPPU JIWAAAAAAAAAAAAAAAAA.


Diresensi oleh ZY (Renzy Ayu Rohmatillah) 

Wednesday, 12 June 2013

5 Manfaat Menarik Dari Melukis



           Kita pasti pernah melakukan aksi melukis/menggambar dalam hidup kita. Sewaktu kecil saat kita belum ngerti apa-apa pun kita corat-coret sana sini. Atau saat di Sekolah, bukan hanya pas pelajaran seni, tapi saat pelajaran lain berlangsung. Rasa bosan saat dengerin guru menjelaskan trigonometri biasanya disiasati dengan corat coret tak karuan di buku tulis belakang, (gua banget). Atau pas ulangan matematika, kita diberi selembaran kertas buram untuk menghitung. Eh malah dibuat nggambar. Hahahak. (Curhat ni ye...). Kalian tau gak sih apa manfaat dari melukis/menggambar itu? Kalau belum, nih Rn kasih info 5 manfaat menarik dari melukis. Selamat membaca.....

1. Meningkatkan kecerdasan otak kanan.
    Melukis bisa mengasah motorik halus, membantu kita fokus pada pekerjaan/pelajaran. Kok bisa     membantu fokus pada pekerjaan? Misalnya saat mendengarkan guru menerangkan teori sosial, kita akan lebih mudah konsentrasi dan memahami pelajaran dengan tangan corat-coret di buku daripada melongo ke arah guru.

2. Membuat pikiran tenang.
    Segala unek-unek dalam pikiran jenuh kita, bisa dituangkan dalam media lukis. Pengeluaran memori jenuh lewat coretan tangan bisa me refresh otak kita. Jadi, kita bisa merasa lebih tenang.

3. Meningkatkan kreatifitas
    Memang krestifitas tak hanya dapat terasah lewat melukis. Tapi, bagi sebagian orang, menjadi penuh inspirasi ketika melukis. Misalnya timbul keinginan melakukan sesuatu yang lebih bermakna dari corat-coret tak jelas. Coretan itu bisa dibuat komik atau gambaran sketsa.

4. Menghasilkan uang
    Ada pekerjaan yang berawal dari hobi. Makanya kalau kalian punya hobi melukis, dalami aja mungkin itu bisa jadi ladang penghasilan. Berwirausaha lah namanya, itung-itung mengurangi jumlah sarjana nganggur di daerah kalian.hehe

5. Meningkatkan kebahagiaan
    Kok bisa? gini nih, saat melukis kita akan menuangkan semua inspirasi otak kita. Kalau hasilnya bagus akan ada perasaan senang dan bahagia tersendiri. Tapi, kalau jelek? nilai bagus atau jelek merupakan penilaian diri sendiri. Kalau kita merasa lukisan kita bagus, meskipun semua orang berkata jelek tetap saja terlihat bagus di mata kita. Lagian tak ada lukisan jelek atau bagus. Yang ada pikiran lah yang menghipnotis anggapan bahwa itu jelek. Bingung? saya juga.


Nah, itu tadi 5 manfaat dari melukis khusus dari saya untuk anda. Semoga bermanfaat ya?

Thursday, 4 April 2013

Henri Matisse, Seniman Prancis

Henri Matisse atau Henri-Émile-Benoît Matisse, mungkin setelah mendengar nama ini, belum terbayang karyanya yang populer seperti kita memikirkan da Vinci yang langsung terbayang monalisa. Sebenarnya nama Henri Matisse cukup terkenal di dunia seni. Ia lahir di Le Cateau-Cambresis, Nord, Perancis.Pada tahun 1887, ia pergi ke Paris, namun bukan untuk belajar seni namun  untuk belajar hokum. Nah, ia pertama kali mulai melukis pada tahun 1889, setelah ibunya membawanya perlengkapan seni. Ia pun merasa telah menemukan semacam “surga" dan memutuskan untuk menjadi seorang seniman. Perjalanan hidupnya sangat panjang dengan berbagai pengalaman yang ia peroleh. Matisse meninggal karena serangan jantung pada usia 84 pada November 1954. Ia dimakamkan di pemakaman Monastère Notre Dame de Cimiez, dekat Nice.

Berikut ini adalah potret dari sosok Henri Matisse










Saturday, 30 March 2013

Steve Hanks, pelukis realis ajaib

Lukisan Realisme adalah aliran dalam seni rupa dengan menyalin suatu obyek asli ke dalam bentuk lukisan tanpa menambah atau mengurangi bentuk aslinya.

Pelukis realis di dunia jumlahnya memang sangat banyak, dan berikut ini adalah beberapa lukisan realis karya Steve Hanks. 

























Waw... bagus ya. Terlihat sangat nyata dan tidak bisa dibedakan lukisannya dengan hasil jepret kamera. Sebenarnya karyanya banyak sekali, namun tak bisa ditampilkan semuanya di postingan ini. Kalau kalian cari di google, banyak kok.

Steve Hanks (y), jempol.

Sunday, 17 March 2013

Tak Hanya Meluapkan Emosi

                                                                         Image from google.     
     
             Sebagai manusia yang suka bgt melukis aku punya pengalaman yg bikin aku rada jengkel. Awalnya sih aku punya pikiran kalau melukis itu kan hobi yang bebas, kita bisa nglukis apapun yang kita inginkan. Toh, tak ada yang mau marah kalau kita nglukisnya kayak cat tumpah. Dulu aku mikirnya nglukis itu cuma buat melepaskan emosi aja, biar pikiran n hati plong. Tapi kok hasil akhirnya hambar ya? Gak ada emosi sama sekali seperti yang kita rasakan sebenarnya.
            Nah, mulai dari situ aku mulai pikir, kenapa gak nglukis dengan serius aja? Walaupun nglukis bukan materi aljabar yang rumit(bgi kalian mungkin mtk mudah, tapi bagi aku yg slalu remidi, mtk itu sulit bgt bro) tapi kalau kita gak bisa main warna hasilnya tetep aja biasa-biasa aja. Misal aja kalo gambar bola, cuma buat garis tepi hitam trus diwarna biru gitu aja. Kan gambar bola itu cuma terlihat gambaran dua dimensi aja. Coba kalau kita buatnya gak pakek garis tepi item, langsung diwarna biru tua trus dipadukan dengan warna biru muda dan dkasih efek cahaya dengan nambahin warna putih. Kan hasilnya kayak bola sungguhan dan terlihat tiga dimensi.
            Jadi, melukis itu tak hanya meluapkan emosi semata. Emang sih, butuh mood buat nglukis tapi kita gak boleh diatur mood kan? Harus kita yang mengatur mood. Dengan serius melukis untuk menghasilkan karya yang berkualitas, aku yakin akan ada kepuasan tersendiri dengan hasil akhirnya. Tapi, apa melukis itu cuma niru suatu obyek trus dipindah ke media lukis? kalau kalian menjawab YA, itu salah. Karena melukis gak hanya mindah obyek ke kanvas atau buku gambar aja, kita harus membuat lukisan itu seperti hidup dan orang yang menikmati lukisan itu bisa tenggelam dalam lukisan itu. Ciye....
         Kata para pelukis profesional sih, kita mesti kenali dulu obyek yang akan kita lukis. Jika kita mau nglukis orang (ciye.. aliran realisme nih? >.<) amati wajahnya, rasakan apa yang yang dirasakan orang yang kita lukis, apa dia sedih ataupun bahagia, emosi itu terekam di wajahnya, nah kalau kita udah pahami dengan seksama baru kita melukisnya. Serius lo ya nglukisnya.
         Meskipun aku ngomong gitu, aku belum fasih benar kalau untuk memahami dan merasakan obyek lukisan. Aku juga belum bisa melukiskan emosi tersendiri dalam lukisanku. Maklumlah, masih junior nih. hahahaha. Tapi tak ada kata menyerah kan? Bagi pembaca yang suka nglukis dan pastinya lebih, lebih dan lebih mahir dari saya, trus asah kemampuan dan semoga bisa menghasilkan karya-karya yang berkualitas.  

There are two way of spreading light. To be the candle or the mirror that reflect it. Someone quote :)

Saturday, 16 March 2013

Melukis Harus Punya Bakat?Masak sih?


       Sebelumnya, perkenalkan dulu deh. Namaku Renzy dan sekarang lagi menimba ilmu di SMAN 1 Trenggalek. Saat nulis ini, aku masih kelas satu, hehehe, masih bau kencur. Jadi, tulisan ini jangan dijadikan bahan untuk tugas kalian tentang melukis. Takutnya aku salah menjelaskannya sehingga terjadi kesalahpahaman. Nah.. kebetulan aku suka menggambar dan kemudian belajar melukis. Karena kakak pertamaku kuliah di seni rupa dan kakak keduaku juga mau ambil jurusan itu,jadi aku ada yang ngajarin tentang melukis.
          Oke, aku mau bahas tentang bakat melukis. Aku kadang berpikir, kalau mau bisa melukis apa harus punya bakat ya? Aku pun tanya ke orang-orang yang lebih tau dan cari artikel tentang bab itu di google. Dari satu orang ke orang yang lain, dari halaman satu ke halaman lain. Dengar dan baca terus, akhirnya aku memahami sesuatu. Bakat memang dibutuhkan untuk bisa melukis dengan baik, bahkan orang yang punya bakat akan dapat membuat lukisan yang terasa hidup. Meskipun lukisan orang berbakat dan kurang memang berbeda, namun ada kalimat yang bisa menjelaskan itu. Pisau tajam tak bisa membelah kayu jika tak konsentrasi dan serius ketika membelahnya, namun pisau berkarat bisa membuat sebuah kayu menjadi dua, meskipun secara perlahan. Itu kata-kata yang pernah kubaca di sebuah situs di internet.
            Jadi, meskipun kita kurang memiliki bakat di bidang melukis dan ingin bisa melukis, belajarlah dan selalu berlatih. Siapa elo nyuruh2? . Meskipun aku bukan ahli dalam bidang melukis dan faktanya lukisanku gak sebagus HERRY SUDJONO, aku punya semangat untuk mendalami bidang itu. Jadi, kalau kita mau, apapun pasti bisa tercapai kan? Tawakal aja. Trus kalau mau bisa melukis harus terus berlatih donk? Kalau aku boleh jawab, aku akan berkata YA. Karena ada pengalaman pribadi ketika pertama kali melukis dengan cat air, aku tak bisa membuat karya yang bagus dan bermakna. Karena penasaran dengan kuas dan cat, aku berlatih terus dan sekarang mulai bisa deh main cat. Tapi karyaku 'cebleh', gak ada rasanya. Gak ada maknanya deh kayaknya, jadi aku mulai bikin lukisan yang punya makna tersendiri. Jadi kawan, ayo kita melukis. Meskipun lukisan orang berbakat dan kurang berbakat ada bedanya, tapi dengan tekun kita bisa menghasilkan lukisan yang punya makna dan keistimewaan lebih. Buat semuanya, Jangan menyerah, ganbatte dan salam semangART (>.<)



Lihat juga artikel lainnya :


5 manfaat menarik dari melukis