Halo, waktunya share dokumentasi perjalanan lagi. Kenapa blog ini beralih fungsi dari share gambar menjadi blog travelling hahahaha. Yasudah nggak apa-apa lah daripada nggak terisi yaa. Nah, jadi minggu lalu aku menempuh perjalanan kembali ke perantauan yakni Semarang. Aku kehabisan tiket kereta yang langsung ke Semarang, sehingga aku harus naik kereta dari Tulungagung ke Solo dulu.
Sekitar pukul 12.30 WIB keretaku sampai di stasiun Jebres, Solo. Ini pertama kalinya aku turun di stasiun ini. Depan stasiun ini ada pasar namanya pasar Jebres.
|
Pasar Jebres depan stasiun Jebres
|
Jadwal keretaku selanjutnya yakni pukul 17.15 WIB. Bayangkan lah itu 4 jam lebih nunggunya, bosan kalau hanya duduk aja. Aku akhirnya memutuskan buat mampir ke pasar Gedhe Solo yang lokasinya cukup dekat dengan stasiun Jebres ini. Awalnya aku coba tanya ke ojek pangkalan yang ada disana soal tarif ke pasar Gedhe, ternyata mahal juga tarifnya Rp 20.000. Padahal ketika aku cek ojek online tarifnya tidak semahal itu, hanya Rp 8.500 saja. Tapi aku malas harus jalan menjauh dari stasiun untuk order ojek online, karena nggak bisa kalau naik ojek online berupa motor di sekitaran stasiun. Akhirnya aku order ojek online mobil, yang mana harganya sama seperti naik opang.
Jaraknya antara stasiun Jebres dengan pasar Gedhe Solo tidak terlalu jauh, mungkin hanya 1 km saja. Aku keliling pasar Gedhe Solo ini sambil nenteng tas ransel dan tas bawaan yang isinya beras dan pakaian-pakaian. Hadeh lumayan berat dan bikin ngos ngosan yaaa hahahaha.
|
Gerbang depan pasar Gedhe Solo |
Aku sebenarnya ingin membeli dawet tapi ternyata ramai yang antri. Kemudian ada penjual dawet yang tidak terlalu ramai, harusnya mampir yaa tapi entah kenapa aku jalan lurus saja. Hahahahaha. Kadang aku juga bingung dengan apa yang aku inginkan. Tiba-tiba begini, tiba-tiba begitu. Pusat kulinernya ada di pasar seberangnya, tepatnya di lantai dua. Kata bapak penjual es teh, itu adalah pintu menuju surga alias pintu menuju pusat jajanan hahaha. Akhirnya aku membeli mie dan es teh hahahaha sangat tidak kearifan lokal Solo. Aku duduk lumayan lama di tempat penjual mie sambil menikmati jalanan. Ya menghabiskan waktu ya karena pukul 5 sore masih lama.
|
Pemandangan pasar Gedhe Solo |
Setelah cukup lama di pasar Gedhe Solo dan makanan minumanku sudah habis, aku lanjut naik ojol ke stasiun Solo Balapan. Masih harus nunggu lagi sekitar 2 jam hingga keretaku berangkat ke Semarang. Ketika menunggu kereta Banyubiru, aku ketemu dengan seseorang yang ternyata sama-sama berangkat pagi dari Tulungagung. Dia juga menunggu kereta Banyubiru sepertiku. Akhirnya kita ngobrol cukup lama dan seru juga sampai tidak kerasa kereta yang kita tunggu sudah tiba.
|
Ruang tunggu stasiun Solo Balapan |
|
Ruang tunggu stasiun Solo Balapan (Kok berasa promosi kopi kenangan hahaha) |
Seramai itu orang-orang yang mau naik kereta Banyubiru. Aku sampai keringetan berada di tengah kerumunan para penumpang kereta.
|
Stasiun Solo Balapan dengan vibe Lebaran |
|
Para penumpang yang menunggu kereta Banyubiru |
|
Akhirnya bisa tidurrrr |
Sudah sih gitu aja ceritanya hahahaha. Setelah duduk di kursi kereta, aku tidur. Lelah juga dari pagi sampai malam belum sampek sampek juga. Kereta yang aku naiki sampai di Stasiun Tawang Semarang pada pukul 19.30 WIB. Aku naik anjem ke Gunungpati. Anjem itu adalah jasa antar jemput yang ditawarkan oleh mahasiswa. Aku dilewatkan jalanan naik turun yang sebelumnya belum pernah aku lewati. Jalanannya bagus, bisa lihat city light. Tapi ketika mau kudokumentasikan, nggk keliatan lampu-lampu kotanya hahahaha memang dasar hp kentang.
Sudah sih, sekian cerita perjalanan kali ini. Byee
*Sepertinya aku harus belajar ambil foto dengan angle yang bagus hahaha